Wednesday, December 23, 2015

Masih ingat tentang urutan chords C-Dm-Em-F-G-Am-Bdim-C pada catatan blog saya terdahulu ? Ya, ini adalah chord yang dimainkan berturut-turut dari C major chord sampai C major chord berikutnya (satu oktaf). Jika penamaanya dituliskan dengan huruf romawi I, II, III, IV, V, VI dan VII, maka dapat dilihat bahwa posisi II, III dan VI adalah minor chords sedangkan I, IV dan V adalah major chord, dimana VII adalah diminished chord. Ketentuan ini berlaku dari mana juga kita mulai menentukan chord awalnya. Contoh, jika kita main dengan do = G, maka urutan chord-nya akan : G-Am-Bm-C-D-Em (posisi VII saya abaikan dulu karena jarang digunakan pada musik pop). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat tabel dibawah ini :
Urutan chords ini sepertinya perlu dihafal agar kita bisa menentukan chord dengan cepat apabila sedang mencoba mengiringi lagu tanpa membaca not angka/balok. Sebenarnya yang saya ingin katakan juga disini, bahwa jika kita sudah mengetahui nada dasar sebuah lagu, contohnya do = C, maka kita hanya perlu memainkan kombinasi chords C-Dm-Em-F-G-Am, dan ini tidak akan salah nadanya untuk lagu tersebut. Dengan prinsip yang saya sudah jelaskan diatas, proses menghafal urutan chords ini akan menjadi lebih mudah :-) 

Monday, December 7, 2015

Kali ini saya akan membahas tentang istilah-istilah yang ada di buku musik, khususnya musik yang dipakai untuk paduan suara (koor). Penjelasann ini saya kutip dari beberapa sumber, agar gaya bahasanya lebih bagus :-)

• Intro
Intro merupakan awal dari lagu, pengantar lagu untuk memulai sebuah lagu. Kebanyakan dari intro berupa instrumen yang not-notnya diambil dari bagian lagu tersebut. Secara garis besar, intro adalah pembukaan sebelum mulai lagu.
• Verse
Verse seringkali disebut dengan bait, terletak di awal pada lagu setelah intro dimainkan. Verse biasanya bercerita sekitar tema lagu, atau liriknya seperti digunakan untuk berbasa-basi atau juga untuk bercerita awal mulanya dari inti cerita lagu. Pola nadanya hampir sama, bahkan seringkali sama, hanya mengalami pergantian kata-kata.
Jadi, Verse/Bait merupakan titik awal penceritaan lagu.
• Bridge
Bridge,
seperti arti aslinya, adalah jembatan, fungsinya adalah sebagai jembatan dalam lagu, antara verse dengan chorus. Bridge umumnya dibutuhkan untuk lagu yang menggunakan chorus, dan jarang dijumpai untuk lagu yang menggunakan reff. Hal ini dikarenakan seringkali ditemukan jarak yang lebar antara verse dengan chorus sehingga diperlukan adanya jembatan, atau Bridge. Untuk sebagian kasus dimana songwriter menggunakan 2 chorus, bridge juga sangat diperlukan untuk membuat lagu lebih enak terdengar.
• Chorus/Reff
Chorus dan Reff sebenarnya berbeda, persamanannya hanyalah keduanya adalah inti pesan/inti cerita dari lagu. Banyak yang keduanya seringkali tertukar. Perbedaan Chorus dan Reff adalah:
Chorus merupakan bagian yang paling ditunggu-tunggu dalam sebuah lagu, biasanya statement atau misi utama lagu ada di bagian ini. Chorus memiliki nilai excitement yang lebih tinggi dari Verse. Melodi Chorus biasanya sudah merupakan pengembangan lebih lanjut dari Verse, yang mengandung lompatan klimaks.
Chorus menggunakan pola melodi yang berbeda dan lebih nyaman daripada verse, kord yang digunakan pun berbeda dengan verse.
Reff lebih sederhana daripada chorus, Reff/Reffrain yang bermakna pengulangan biasanya menggunakan bagian lain dari lagu (biasanya verse) untuk diulang di bagian ini. Notasi pengulangannya sama dan syairnyapun sama, namun tidak menutup kemungkinan syairnya sedikit dimodifikasi, hanya biasanya tak jauh dari reff yang pertama, atau istilah lainnya beda-beda tipis. Inilah yang seringkali tertukar, reff dianggap chorus dan demikian sebaliknya.
• Solo Instrument
Bagian ini merupakan bagian sang pemain instrument menunjukkan permainan instrumentnya tanpa diselingi oleh suara penyanyi. Jika ada suara penyanyipun paling cuman sebagai pengisi suara latar saja yang lebih mengedepankan permainan instrument musik.
• Interlude
Interlude itu bagian kosong pada lagu seperti layaknya ‘intro’ tp berada di tengah2 lagu. Interlude ini bagian yang menyambungkan Bait dengan Bait atau Bait dengan Chorus. Tidak terdapat syair dalam Interlude ini. Interlude hanya terdiri dari beberapa bar atau pola chord. Mungkin 4 bar, 6 bar atau 8 bar.
• Ending
Ending merupakan bagian lagu yang paling akhir. Biasanya berupa Fade Out* atau looping, ataupun lagu akan berhenti dibar terakhir.
* Fade out adalah ketika lagu berakhir dengan pelan-pelan dengan volume suara yang semakin mengecil hingga akhirnya suaranya hilang/tak terdengar.

Friday, December 4, 2015

Minggu ini ada beberapa suasana yang membuat hati saya mejadi "galau", tapi kembali saya harus ingat bahwa semua itu pasti ada "nilainya" yang bisa diambil untuk dapat membuat seseorang bisa menjadi lebih dewasa dalam hidup ini. Musik adalah salah satu sarana saya mengembalikan semangat dan kembali melihat kedepan untuk sesuatu yang lebih baik.
Kembali ke tema musik, sekarang ini saya sedang berusaha untuk menambah "koleksi" pola permainan tangan kiri ketika kita sedang bermain piano atau mengiringi seseorang yang bernyanyi. Sering dikatakan sebagai "Left Hand Patterns", pola ini sangat mempengaruhi "warna" dan "kualitas' dari suara musiknya.
Dibawah ini adalah contoh pola tangan kiri untuk memainkan lagu dengan ketukan 3/4.


Terus terang, saya sendiri masih agak pemula dalam menemukan pola yang cocok untuk tangan kiri ketika mencoba untuk "arrangement" sebuah lagu, kebanyakan dan mungkin yang paling mudah adalah menggunakan teknik "arpeggio" pada tangan kiri. Beberapa pola standar dapat didapatkan di internet dan digunakan pada saat kita bermain piano. Perhatikan sekali lagi bahwa pola yang digunakan harus sesuai dengan ketukan lagunya (3/4 atau 4/4 dst.).

Wednesday, November 11, 2015

"Correct Fingering" adalah menjadi salah satu bagian terpenting sehingga kita dapat bermain piano/keyboard dengan benar. Sebenarnya ini yang sering menjadi kendala, kenapa ada lagu-lagu yang sulit dimainkan di piano, sedangkan orang lain dapat memainkan lagu ini sepertinya dengan mudah saja. Kunci-nya terletak pada posisi jari-jari yang benar diatas tuts piano, atau sering disebut juga "correct fingering". Ya..ternyata kita sebenarnya tidak boleh menggunakan jari apa saja untuk menekan tuts piano, tapi posisi semua jari harus terkoordinasi dengan benar sehingga permainan piano menjadi jauh lebih mudah dan gerakan jari-jari juga menjadi indah diatas tuts piano :-)

Sebagai ilustrasi, dapat dilihat keterangan dibawah ini :

Perhatikan lagi posisi penomoran pada jari-jari diatas. Sebagai contoh, jika kita sedang bermain di kunci "C major scale", maka posisi awal jari yang paling baik adalah kelingking pada tangan kiri di tut c (bawah) dan jempol pada tangan kanan di tut c (atas)

Sebagai pedoman, dapat dilihat tabel penomoran jari diatas ini. Grup tabel pertama adalah untuk jari-jari pada tangan kanan dan yang kedua adalah untuk jari-jari tangan kiri. 
Coba latih ini pada semua "major scales" dan terapkan pada saat kita bermain piano.
Menurut saya, gerakan jari-jari yang benar diatas tuts piano/keyboard adalah bagian keindahan dari permainan piano :-)

Friday, October 16, 2015

Tema pembahasan hari ini adalah mengenai posisi tangan yang bagus ketika kita bermain piano/keyboard. Posisi tangan yang nyaman diatas piano adalah hal yang cukup penting ketika kita sedang bermain piano. Posisi tangan yang tidak baik dapat mengurangi kemampuan kita dalam bermain piano. Jika posisi tangan/jari-jari tidak sesuai maka kita akan sulit menekan tuts dengan cepat dan benar secara efektif. Performa permainan akan menurun, nada suaranya juga akan kurang bagus akibat dari tekanan tuts yang tidak beraturan serta kemungkinan untuk menekan tuts yang salah adalah besar. Masalah lain yang mungkin timbul adalah juga terjadinya "kram" pada tangan atau jari-jari. Jika ini sering terjadi, tentunya kita akan semakin jarang latihan dan ini akan sangat disayangkan, karena tanpa latihan rutin, tidak mungkin seseorang dapat menjadi pemain piano/keyboard yang bagus.
Ketika kita menempatkan kedua tangan diatas tuts, posisikan jari-jari agak sedikit melengkung sepanjang waktu, karena dengan posisi demikian, ada beberapa hal yang dapat diuntungkan :
  • tangan menjadi tidak cepat lelah
  • kemungkinan terjadinya "kram" kecil
  • kita dapat dengan mudah dan cepat menekan tuts yang benar (putih atau hitam).
Ada ide yang sangat bagus agar kita dapat men-"visualisasi" posisi/bentuk tangan diatas tuts, yaitu dengan menggenggam bola tenis (atau bola yang mirip). Genggamlah bola tenis ini pada masing-masing tangan, seperti inilah seharusnya posisi/bentuk tangan diatas tuts piano ketika kita sedang memainkan musik (tentu saja tanpa bola tenis-nya). Sebagai referensi dapat dilihat gambar dibawah ini, bagaimana tangan kita menggenggam bola tenis.



Dulu saya sendiri kadang-kadang mengalami "kram" kecil, tapi sekarang dengan posisi tangan yang lebih baik, ini dapat dihindari. Selain itu juga mengenai penekanan tuts yang benar, seharusnya tuts itu adalah tidak "dipukul" dengan jari-jari melainkan biarkan berat jari-jari itu "jatuh" sendiri keatas tuts dengan sedikit diberi tekanan. Untuk ini memang perlu latihan tapi nanti akan terasa hasilnya dengan nada suara piano yang lebih terkontrol dan lebih "hidup" :-)

Wednesday, October 14, 2015

Waaah....lagi sibuk banget nih di kantor, gara-gara ada masalah di produksi, sampai-sampai hari ini harus masuk kerja, sedangkan ini kan sebenarnya tanggal merah (libur). Ya, apa boleh buat deh, tapi karena agak sepi di office, jadi bisa update blog ini lagi :-) Sekedar cerita, sekarang saya latihan musik menggunakan digital piano Casio CDP-130 dan mulai terasa pegal-pegal jari tangannya kalau sudah main sekitar 30 menit-an. Ya ini memang yang dimaksud, perlu latihan menggunakan digital piano agar otot jari-jari tangan terbiasa dengan semua jenis tuts. Kalau biasa hanya main di keyboard, pasti akan memerlukan penyesuaian dulu jika main di piano, tapi sebaliknya tidak, karena memang tuts piano (atau digital piano) lebih berat dari tuts keyboard. Sekarang latihan musik menjadi lebih bersemangat lagi :-)
Gambar dibawah ini adalah ilustrasi dari berat tuts piano digital yang menyerupai piano akustik sugguhan :
Mengenai kualitas suaranya, khusus untuk tone "Grand Piano" lebih bagus dibandingkan dengan Casio CTK-7000, sedangkan untuk suara yang lain kira-kira sama. Jika saya bandingkan lagi dengan Yamaha Arius YDP-142, memang suara dari digital piano Yamaha masih lebih bagus (lebih mirip ke suara piano akustik), terutama pada nada tengah-nya dibandingkan dengan Casio CDP-130 ini.

Ok, kali ini saya akan mengulang lagi pembahasan mengenai "minor chords" yang memang suaranya terdengar lebih "sedih" dibandingkan dengan "major chords". Beberapa "minor chords" yang sering digunakan, saya tampilkan lagi pada gambar dibawah ini.


Untuk lagu-lagu yang bertema agak sedih, seringkali "minor chords" ini digunakan menggantikan "major chords" ataupun dapat dilakukan kombinasi untuk keduanya. Coba untuk melakukan ini dan gunakan "Circle of Fifths" sebagai referensinya, lalu dengarkan perbedaannya.

Wednesday, September 30, 2015

Hari ini saya akan menjelaskan sedikit pentingnya kita mempelajari teori tentang musik. Mungkin ada orang yang beranggapan bahwa belajar musik bisa langsung saja dengan mendengar sebuah lagu dan langsung memainkannya di keyboard. Apakah ini mungkin? Ya, sebenarnya ini mungkin saja, terutama bagi orang-orang yang mempunyai kepekaan tinggi terhadap suara musik/nada (punya kelebihan/talenta), jadi apa gunanya kita belajar teori musik? Menurut saya, langsung bisa main hanya dengan mendengar (play by ear) itu adalah kemampuan yang luar biasa dari seseorang, tapi tanpa menguasai teori musik, tingkat permainan musik seseorang tidak dapat dikembangkan lagi sehingga hanya terbatas sampai di level itu saja.


Tanpa pengetahuan tentang teori musik, seseorang juga akan sangat sulit untuk mengajarkan cara bermain musik yang benar kepada orang yang lain. Penguasaan teori tentang musik menurut saya tetap yang utama agar seseorang dapat bermain musik dengan "benar". Ingat bahwa kita dapat mengerti tentang "pitch", "rhythm", "melody" dan "harmony" hanya melalui teori musik.

Wednesday, September 23, 2015

Latihan tanpa membaca not biasanya saya lakukan dengan menggunakan "Chord Progression". Tapi apakah "Chord Progression" itu? Mari saya jelaskan sedikit mengenai ini. "Chord Progression" pada dasarnya dapat digambarkan sebagai urutan dari chords yang berubah dan dimainkan sehingga menghasilkan irama musik. Jika kita mendengarkan sebuah lagu, maka kita juga sebenarnya dapat menebak "pola" dari urutan chords lagu tersebut yang merupakan "Chord Progression"-nya. Sebagai catatan, untuk dapat lebih mengerti tentang tema ini, maka perlu tahu dulu tentang chords dasar (major, minor...dst) yang pernah saya bahas pada blog terdahulu. Berikut di bawah ini saya ingatkan lagi mengenai urutan chords yang dilambangkan dengan huruf romawi.
Seperti dijelaskan terdahulu, I, IV dan V adalah major, sedangkan II, III dan VI adalah minor (VII sering disebut "diminished chord" dan jarang digunakan).

Beberapa contoh "Progression" yang dapat dimainkan adalah :

1-4-5 (I-IV-V)
1-3-4-5 (I-III-IV-V)
1-2-5-1 (I-II-V-I)
1-4-2-5-1 (I-IV-II-V-I)
1-6-2-5-1 (I-VI-II-V-I)
1-3-6-2-5-1 (I-III-VI-II-V-I)

Posisi jari di tuts pada masing-masing chord dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Ada lagu yang hanya memainkan 1-4-5 atau 1-5-4 untuk keseluruhan nadanya, ada juga yang lebih. Dalam berlatih saat ini, biasanya saya hanya menggunakan maksimal 4 jenis chords, agar lebih mudah dalam pembelajarannya. Coba rekan-rekan melatih dengan kunci C dulu (do=C) dan 3 chords. Dengan "music feeling" yang bagus, "Progression" ini sudah dapat menghasilkan irama yang bagus :-)

Tuesday, September 22, 2015

Akhir-akhir ini saya sedang melatih chord baru untuk variasi dari "Major Chord", tapi akhirnya menjadi lumayan juga waktu yang diperlukan mengingat saya perlu juga melatih "first inversion" and "second inversion" yang baru. Chord baru tersebut adalah "Major 2nd Chords", tapi ini agak terlalu jauh kalau saya bahas sekarang disini.. Mengingat lagi ketika tempo hari main musik di acara ulang tahun, saya memang seringnya latihan menggunakan keyboard biasa menggunakan tone digital piano sehingga berat tuts-nya tidak mencerminkan piano akustik. Mengingat Yamaha Arius YDP-142-nya yang menggunakan GHS tuts (seperti pada piano akustik sungguhan) ada di rumah sedangkan saya lebih sering latihan musik di kos, kesempatan latihan menggunakan digital piano ini jadi agak jarang. Alhasil pada saat saya main di piano dengan tuts yang lebih berat dari tuts keyboard, seringkali suaranya menjadi lebih kecil dan jari-jari juga terasa lebih cepat pegal :-( Hmm...lalu saya coba cari-cari digital piano portable yg harganya "bersahabat" dan akhirnya saya putuskan menggunakan Casio CDP-130 sebagai digital piano untuk latihan di kos. Oh ya, sebelumnya saya sudah berhasil menjual Casio CTK 7000 ke saudara dengan harga yang "bersahabat" juga, hitung-hitung untuk menambah dana pembelian Casio CDP-130 ini :-)

Dibawah ini adalah keterangan mengenai performance-nya :


Btw, digital piano ini masih dalam pemesanan, mudah-mudahan barangnya bisa sampai tanpa ada masalah :-) Sorry, kali ini saya tidak membahas tentang pelajaran musik, nanti di blog berikutnya ya..

Thursday, August 27, 2015

Sibuk lagi dengan customer audit tanggal 20-21 Agustus 2015 tempo hari, jadi update blog agak jarang :-/ Syukur ini sudah selesai, tinggal tunggu hasilnya di bulan depan dan mudah-mudahan ngak ada masalah ;-)
Sudah lama saya tidak main piano di depan umum, tapi tempo hari ada acara ulang tahun di tempat keponakan, dan mereka punya Yamaha Clavinova seri CVP, maka saya ijin untuk "mencicipi" Clavinova ini. Wauuuw, suaranya memang mantap banget, diatas seri YDP. Maklum harganya juga sekitar 5 kali-nya seri YDP...


Memang secara keseluruhan lagunya menjadi lebih merdu, sedangkan kalau saya latihan menggunakan keyboard (sekarang : Roland GW7), sepertinya biasa-biasa saja. Kesimpulannya, jenis digital piano yang digunakan akan sangat mempengaruhi performance permainan piano kita :-)

Di blog hari ini saya akan coba menjelaskan pentingnya penguasaan "scale" pada permainan keyboard/piano.


Tabel diatas adalah contoh dari "Major Scales" yang biasa digunakan pada musik. "Scale" sendiri adalah merupakan bagian penting dari musik dan penguasaan "scale" sangat penting dalam bermain musik. Dengan mengetahui "scale" pada setiap nada, maka kita dapat melakukan "transpose" (menaikkan atau menurunkan) nada sesuai dengan keinginan kita. Bagi rekan-rekan pemula, coba untuk melatih semua "scales" tangga nada "C", lalu "F", Bb...dst. Juga untuk yang menggunakan kres (#). Biasanya ini saya latih dengan mengikuti aturan "Circle of Fifths", berputar melawan arah jarum jam.

Friday, July 31, 2015

Kemarin ada audit ISO 9001 dikantor, berhubung saya yang menjadi "Management Representative"-nya, maka lumayan sibuk juga seharian. Syukurlah hasilnya cukup bagus, jadi hari ini saya agak leluasa waktunya dan coba update blog musik lagi :-)
Sebagai "cerpen' dari penulis blogger :-) malam hari kalau masih sempat, saya sedang melatih menggunakan "sus-cord" yang suaranya "klop" bgt kalau dipakai sebagai penutup sebuah lagu ;-)

Ok, kali ini saya akan menjelaskan lagi mengenai latihan jari2 tangan untuk permainan keyboard/piano bagi pemula.


Coba untuk latihan jari2 tangan secara terpisah antara tangan kiri dan kanan. Mulailah berlatih dengan tangan kanan dahulu. Saya biasanya memainkan nada do-re-mi-fa-sol-la-si-do dengan tangan kanan dengan tempo yang sama secara berulang-ulang. Agar tangga nada dapat dimainkan tanpa ada jeda, sebagai trik-nya saya menekan menggunakan nomor jari 1-2-3-1-2-3-4-5 (perhatikan penomoran jari2 pada gambar diatas), lalu untuk memainkan nada do-si-la-sol-fa-mi-re-do, gunakan nomor jari 5-4-3-2-1-3-2-1. Latih gerakan ini sampai lancar, jangan terlalu cepat dan selalu dengan tempo yang sama.

Thursday, July 9, 2015

Wah, sudah lama juga ya saya tidak update blog ini, maklum ada beberapa hal yang membuat saya sibuk akhir-akhir ini. Juga ada masalah dengan Casio Ctk 7000 saya. Pada awalnya hanya satu tut saja yang suaranya keras ketika ditekan sehingga tidak sesuai dengan kuatnya tekanan jari ke tut, lama-lama beberapa tuts yang lain juga jadi demikian (4 tuts), ketika ditekan langsung bersuara maksimum. Grrrrrrr.... :-(  kesel banget rasanya, baru dipakai kira-kira beberapa bulan sudah ada masalah keyboard ini. Memang untuk memainkan lagu2 biasa dengan volume sedang, masih bisa digunakan Ctk 7000 ini, tapi berhubung saya seringnya main lagu instrumental-slow dengan banyak variasi, volume suara yg tiba2 besar pada salah satu not akan menjadi gangguan/storing. Mau ngak mau nanti harus di servis keyboard ini, tapi sementara mau latihan musik pakai apa ya? Mungkin saya akan menggunakan Roland GW7 dulu.
Sekarang ini saya sedang latihan chord "minor7" yang mempunyai suara lebih "lembut" didengar dibandingkan chord "minor" biasa dan ini benar-benar membuat urutan "chords progression" menjadi lebih indah terdengarnya :-) Cukup intermeso-nya, lalu apa tema latihan keyboard kita kali ini?
Ok, saya hanya menjelaskan mengenai pengaturan suara yang baik pada saat kita memainkan musik. Mainkan keyboard/piano selalu dengan volume suara yang bervariasi dan suara bas (tangan kiri) sebaiknya selalu lebih kecil dari pada melodi (tangan kanan). Suara bas harus terdengar tapi hanya cukup terdengar saja tapi tidak sama atau bahkan lebih keras dari melodinya itu sendiri. Total suara permainan musik harus mengikuti tinggi rendah nada musiknya, artinya kekuatan penekanan tuts harus divariasi sesuai dengan lagunya agar terdengar lebih "nice". Itulah pentingnya "mood" ketika kita sedang memainkan musik. Perlu ada perasaan dan "feeling" yang  sesuai dengan permainan piano/keyboard itu sendiri :-)

<
Crescendo
A gradual increase in volume.
Can be extended under many notes to indicate that the volume steadily increases during the passage.
>
Diminuendo
Also decrescendo
A gradual decrease in volume. Can be extended in the same manner as crescendo.

Ketika dulu saya belajar main electone, saya hanya mengenal istilah "crescendo" (lama-lama menjadi keras) dan "decrescendo (lama-lama menjadi lembut), tapi tidak mengerti bahwa ini perlu diaplikasikan sepanjang memainkan musik, termasuk memperhatikan "tone" (suara) bas pada tangan kanan, yang "cukup" hanya terdengar saja. Dengan memperhatikan kaidah ini, suara alunan musik akan menjadi lebih "hidup" :-)

Friday, May 15, 2015

Hmm...ya, sebenarnya blog ini adalah tentang pelajaran musik, tapi kadang-kadang saya tuliskan beberapa "perasaan di hati" yang mempengaruhi penulisan blog, mohon maklum pada para pembaca.. Memang beberapa hari ini ada pikiran yang mengganggu saya, yaitu pikiran yang berhubungan dengan renovasi rumah kami, syukurlah akhirnya permasalahan selesai :-) Latihan musik jadi agak terganggu pada waktu itu, sedangkan sekarang saya sedang banyak fokus pada koordinasi L.H (Left Hand) dengan R.H (Right hand) dan ini adalah bagian yang cukup sulit menurut saya, karena perlu lebih banyak waktu untuk latihannya. Juga ada rencanya untuk menampilkan lagi beberapa video permainan keyboard menggunakan "Sound Interface" yang baru, tapi ini juga masih belum sempat. Untuk para pembaca blog saya, harap bersabar ya, nanti akan segera saya "upload" jika video-nya sudah selesai ;-)

Kali ini pembahasan hanya singkat saja, yaitu mengingatkan lagi tentang 4 jenis chords utama yang biasa digunakan pada lagu :


Untuk keterangannya dalam bahasa Inggris :
  • C-Dur    = C Major
  • C-Moll   = C Minor
  • C-ver    = C Diminished
  • C-erw   = C Augmented
Dengan mengembangkan keempat chords dasar ini, maka kita sebenarnya dapat memainkan berbagai macam chord tambahan, seperti C7, Cm7...dst.
Untuk pada awalnya, usahakan untuk dapat menguasai semua chords major dan minor dulu baru setelah itu versi "Diminished" ataupun "Augmented". Keterangan lebih lanjut mengenai pengembangan chord dasar akan saya jelaskan pada blog-blog berikutnya. 

Tuesday, May 5, 2015

Saya ingat lagi untuk menjelaskan tentang "Circle of Fifths" karena pengetahuan ini adalah salah satu syarat bagaimana seseorang dapat  menyusun chords dengan benar mengikuti irama lagu yang akan dimainkan.
Melihat dari  gambar "Circle of Fifths" diatas ini, dapat disimpulkan bahwa chords sebenarnya saling "bertetangga" dan chords dapat dimainkan mengikuti arah perputarannya (panah merah). Pada dasarnya berlawanan dengan jarum jam adalah banyak digunakan pada lagu pop atau pada musik jazz sedangkan searah arah jarum jam pada jenis musik lainnya. 
Banyak orang bisa bermain musik dengan membaca not, tapi ketika buku musiknya tidak ada, tidak bisa lagi memainkan musik/piano, hal ini disebabkan karena mereka hanya membaca not tanpa mengetahui hubungan antara chords itu sendiri. Disinilah perlunya pengertian tentang hubungan antara chord yang sangat jelas digambarkan pada "Circle of Fifths" ini. Jika diperhatikan sekali lagi gambar diatas, sebuah lagu dapat disusun dari chords C, G, D atau C, F, Bb dst, karenanya konsep ini perlu dimengerti oleh seseorang yang ingin bermain piano tanpa buku musik/membaca not.

Pada bagian diatas saya membahas tentang chords major, lalu bagaimana dengan chords minor? Sebenarnya hanya satu kata saja, jika kita bisa chords major, maka kita akan pasti bisa juga menguasai chords minor karena mereka berhubugan sangat erat, yaitu merupakan tingkat ke-6 dari chords major, contoh tingkat ke-6 dari C major adalah Am (minor).


Perlu diingant bahwa C major scale adalah c, d, e, f, g, a, b, c sedangkan untuk A major adalah a, b, c#, d, e, f#, g#, a (karena 3 kres).

Sorry, sekali lagi gambar diatas ini diambil dari buku musik bahasa Jerman, Dur = Major dan Moll = minor, H adalah B.
Jika dilihat dari gambar, C dapat dimainkan juga sebagai Am, G sebagai Em, F sebagai Dm...dst. Ini dapat kita coba sendiri pada saat bermain musik, dan kemungkinan besar akan terdengar "cocok" ditelinga kita. Dengan demikian kita dapat membuat variasi chords yang lengkap pada saat bermain musik sehingga tidak terdengar "monoton". Selanjutnya, lingkaran pada grup chords diatas menggambarkan chords yang berhubungan satu dengan yang lain didalam satu lingkaran tersebut. Pada lagu sederhana, sebuah grup dari chords tersebut saja sudah cukup untuk membuat iringan lagu menjadi enak didengar.

Thursday, April 30, 2015

Lumayan, besok libur 1 Mei, karena hari buruh internasional, jadi long weekend, bisa kumpul keluarga dan jalan-jalan :-) Semalam saya hanya sempat latihan piano sedikit saja karena seperti agak lelah beberapa hari ini, jadi lihat tuts piano saja sudah seperti sprei ranjang...

Pembahasan kita kali ini adalah mengenai orientasi pada tuts piano dan juga mengingatkan lagi mengenai beberapa chords umum yang sering digunakan pada lagu.
Pada saat kita duduk didepan piano/keyboard, tentunya kita akan bertanya-tanya posisi nada "C" itu dimana ya, sebagai acuan nada dasarnya :


Sebenarnya hanya ada 12 nada suara saja pada piano, yang lainnya adalah hanya berbeda pada oktaf-nya saja. Gambar diatas menujukkan posisi C-D-E-F-G-A-B-C dan panah kekiri adalah nada yang lebih rendah (turun 1 oktaf), panah kekanan adalah nada yang lebih tinggi (naik 1 oktaf). Maaf beberapa gambar saya ambil dari buku berbahasa Jerman, dan "B" ditulis biasanya sebagai "H"
Jadi tinggal kita fokus pada nada dasar di posisi itu saja, sudah cukup untuk memulai memainkan sebuah lagu.


Untuk mengingat ulang, gambar kotak biru diatas adalah menujukkan langkah nada yang mempunyai nilai "tone" sedangkan kotak merah adalah untuk langkah nada "semitone".

Sebenarnya semua chords major dan minor dasar sangat mudah ditentukan/dicari pada tuts piano ketika sedang bermain musik seperti yang saya ajarkan pada blog sebelumnya. Sebagai ringkasan, coba lihat lagi susunan chords dibawah ini :


Jika kita mainkan chord tersebut secara urut, maka akan terbentuk nada C-Dm-Em-F-G-Am-Bdim-C. Penulisan dengan huruf besar saja artinya adalah "major" sedangkan "m" kecil adalah "minor" (pada gambar diatas tidak dituliskan huruf "m" ini). Bdim sendiri artinya adalah B diminished dan chord ini agak jarang digunakan pada musik pop, sehingga fokus kita hanya sampai Am saja. Urutan chords ini nantinya akan disimbolkan dengan angka romawi I, II, III, IV, V, VI, (VII). Biasanya lagu akan menggunakan pola yang sama, seperti pola I-V-VI-IV yang sangat banyak sekali digunakan oleh lagu-lagu pop (mungkin lebih dari 50% lagu pop).

Thursday, April 23, 2015

Hari ini hati agak galau karena ada masalah mengenai rumah saya yang memang lagi dalam proses renovasi, belum lagi terasa ngantuk banget di kantor karena tadi pagi harus berangkat jam 04:30 dari rumah agar tidak kena macet dijalan. Yang dapat menghibur saya adalah ingat keluarga dirumah dan tentunya juga latihan musik :-) Terakhir ini saya coba untuk melatih "pola" gerakan tangan kiri mengikuti chords di tangan kanan, agar bisa menghasilkan alunan suara musik yang lengkap.

Kembali ke piano :-)
Sekarang saya akan menjelaskan dasar permainan tangan kiri yang biasa, pada not balok disebut sebagai "Bass Clef" di kunci F. Sebenarnya pola permainan "bass" di tangan kiri ini beragam yang juga sering disebut "L.H. pattern" ataupun "pola tangan kiri". Apakah irama musik menjadi membosankan karena menggunakan pola yang selalu sama ataupun menarik, tergantung dengan keahlian kita memainkan "bass" di tangan kiri.
Untuk permulaan, mari kita lihat not balok "bass" pada chords dasar dibawah ini :


Coba sekarang tekan masing-masing nada tersebut selama 4 ketukan menggunakan tangan kiri, jangan lupa bahwa kita mainkan not balok di kunci F dan bukan kunci G. Sesuai dengan posisi masing-masing "bass", di tangan kanan kita mainkan chords sesuai dengan "bass"-nya. Contoh : untuk "bass" A, mainkan di tangan kanan chord A major (saya kadang-kadang menyebutnya dengan mayor, ini adalah istilah di bahasa Indonesia, major = bahasa Inggris), lalu untuk "bass" C, mainkan chord C major di tangan  kanan, dst. Mainkan pola ini dengan ketukan yang sama, yaitu 4 ketukan untuk tangan kiri dan kanan. Jika rekan-rekan ada yang lupa posisi chord major-nya, dapat dilihat lagi pada catatan saya sebelumnya tentang pola 4-3. Sebagai catatan, "bass" A dan G pada gambar not balok diatas dimainkan dua kali tapi dengan perbedaan1 oktav lebih tinggi. 
Pada saat ditekan bersamaan, terasa suaranya menjadi lebih lengkap bukan? 

Friday, April 17, 2015

Mantap...sudah weekend, bentar lagi mau pulang, tapi sebelumnya saya akan update blog ini :-)

Sebenarnya salah satu bagian dari bermain piano yang baik adalah mengatur posisi jari diatas tuts dengan benar. Kita bisa saja dapat bermain sebuah lagu di piano tapi ketika orang melihat permainan kita, seperti tidak "rapih" permainan jarinya. Selain suara (besar-kecil), kecepatan lagu, posisi jari tangan diatas piano juga mempunyai peranan yang penting untuk dapat bermain piano/keyboard dengan baik. Maka, mari kita mulai melatih gerakan jari tangan diatas tuts dengan mengikuti pola gambar dibawah ini :


Coba mainkan not balok diatas menggunakan posisi jari yang sudah ditentukan untuk melatih gerakan jari-jari yang benar. Thumb = jempol, Index = telunjuk, Middle = jari tengah, Ring = jari manis dan Pinky = kelingking. R.H. = tangan kanan, L.H. = tangan kiri. Usahakan main dengan tempo yang sama pada setiap not-nya dan setelah lancar, tempo permainan boleh agak dipercepat sedikit.

Untuk berikutnya adalah melatih gerakan yang kita sudah pelajari diatas menggunakan not dengan nada do = G atau satu kres (#). Coba mainkan not balok dibawah ini menggunakan cara/pola yang sama seperti diatas :


Ingat pada do = G adalah satu kres (#) sehingga nada f akan naik 1/2 nada menjadi f# (fis), sehingga urutan satu oktafnya akan menjadi g, a, b, c, d, e, fis, g.

Wednesday, April 15, 2015

Semalam latihan "Chord Progression" pada kunci A, lumayan berat juga pada awalnya, tapi setelah beberapa kali dicoba, dengan chords A, D, E dan Bm, sudah bisa menghasilkan irama iringan yang cukup lumayan bagus :-).....sekedar intermeso aja.

Tema kali ini adalah tentang "Chords Inversion" pada permainan musik. Kalau dilihat pada catatan musik saya terdahulu, kita sudah mengenal beberapa chords dasar seperti "C", "F" dan "G". Untuk kali ini saya akan jelaskan pada chord (major) "C" agar bisa lebih mudah dimengerti dan prinsip ini juga dapat diterapkan pada semua chords yang akan kita mainkan. Mari kita lihat gambar dibawah ini :


Ini adalah posisi chord (major) "C" pada "root" position, artinya posisi dasar untuk chord "C". Pertanyaannya adalah, apakah kita harus selalu menekan tuts pada posisi tersebut (walaupun pada oktaf yang lain) jika sedang memainkan chord "C"? Jawabannya adalah "tidak". Bayangkan kalau memang hanya posisi tuts tersebut pada chord "C" maka permainan musik akan menjadi membosankan karena suara yang dihasilkan ada selalu sama. Untuk itulah kita bisa memainkan chord "C" di posisi "first inversion" seperti gambar dibawah ini :


Ataupun pada posisi "second inversion" :


Variasi chords mana yang akan kita mainkan tergantung dari not vokalnya dan hubungannya dengan chords lain pada lagu tersebut. Mengenai ini akan saya jelaskan lebih lanjut, karena kita belum sejauh itu belajarnya.
Penting adalah mencoba melatih posisi chords dengan menggunakan metode diatas untuk semua chords major dan minor. Setelah cukup lancar boleh juga dicoba untuk chord b dan #. Nasihat saya, coba untuk melatih maksimal 2 chords saja setiap hari dan selalu diulang pada latihan berikutnya jika sedang melatih chords baru.

Friday, April 10, 2015

Pusing lagi banyak kerjaan di kantor sejak beberapa hari ini, tapi untung sekarang sudah weekend, dan sekarang saya coba untuk meng-update blog musik lagi :-)

Kali ini saya akan coba menjelaskan bagaimana chord itu dibentuk. Mengingat ada begitu banyak chords musik, maka kalau dihafal satu persatu tentunya kita bisa "stress" dan menjadi malas untuk latihan piano. Pada dasarnya ada konsep sangat sederhana tentang bagaimana menentukan posisi tuts piano untuk setiap chord-nya.

Misalnya saja chord major, chord major ini mempunyai pola 4-3. Apa itu pola 4-3? Pola 4-3 yaitu suatu rumus/formula untuk menentukan/menemukan posisi nada ke 3 dan ke 5 dengan berpatokan pada nada ke 1 dalam skala major. Dengan bantuan pola ini kita dapat megirit waktu penghafalan ratusan chord tersebut yang seharusnya memakan waktu berhari - hari atau bahkan berbulan - bulan menjadi hanya beberapa menit saja.
Biar mudah dipahami saya akan memberikan satu contoh. Misalnya disini kita akan mencari chord C major, otomatis nada pertamanya yaitu nada C.

Hal pertama yang harus kita lakukan yaitu mencari middle C (C tengah pada keyboard). Setelah ketemu tekan tuts dengan nada C tersebut (sebagai nada ke 1 dari chord C mayor) dengan ibu jari tangan kanan, lalu pindah sebanyak 4 step/tuts ke arah kanan (tuts hitam juga dihitung) maka kita akan bertemu dengan nada E (sebagai nada ke 3 dari chord C mayor) dan tekan tuts tersebut dengan jari tengah. Selanjutnya kita tinggal menemukan nada terakhir (nada ke 5) pembentuk chord C mayor yaitu nada G. Caranya, dari posisi nada E tersebut, pindah sebanyak 3 step/tuts ke arah kanan dan tekan dengan jari kelingking. Maka terbentuklah chord C mayor. Berikut adalah gambarnya :


Jadi kesimpulan yang dapat diambil dari penjelasan diatas yaitu untuk membentuk chord mayor gunakan pola 4-3, sedangkan untuk membentuk chord minor gunakan pola kebalikanya yaitu 3-4. Berikut adalah gambar pembentukan pola chord minor :


Mudah bukan? Dengan metode ini kita bisa menentukan semua chords major dan minor pada tuts piano tanpa harus menghafalnya satu persatu.

Wednesday, April 1, 2015

Ok, saya sekarang lagi ada waktu lagi untuk update web musik ini dan rencananya nanti malam mau coba juga belajar sendiri "Chord Progression", tapi untuk pelajaran musik kita kali ini, belum sampai ketahap itu ya..

Kali ini saya akan menjelaskan lagi mengenai "kunci G, F" yang biasa dipakai pada musik not balok. Sebenarnya masih ada satu kunci lagi, yaitu "kunci C", tapi setahu saya, kunci ini jarang digunakan pada partitur not balok untuk bermain keyboard/piano, jadi saya akan fokus pada "kunci G" dan "F" saja.

Kunci G :

Kunci G berbentuk seperti kepala biola dan kunci G digunakan untuk menuliskan nada-nada tinggi (Sopran, Mezzo Sopran, Alto ).

Kunci F :

Kunci F adalah kunci yang biasa digunakan untuk menuliskan nada-nada rendah, maka kunci F disebut juga kunci Bass ( Alto, Tenor, Bariton).

Pada Piano, tanda kunci G (Treble Clef) biasa digunakan untuk not balok yang akan dimainkan oleh tangan kanan. Sedangkan kunci F (Bass Clef) biasa digunakan untuk not balok yang akan dimainkan oleh tangan kiri.


Jadi setelah kita bisa membaca not balok, maka secara teori kita bisa memainkan sebuah lagu dengan "lengkap" menggunakan tangan kiri sebagai bas dan tangan kanan melodi beserta chords-nya. Ini sangat sederhana bukan :-)
Lalu bagaimana dengan pembagian nada rendah dan tinggi pada tuts piano?. Secara umum, pembagian nada ini dapat dilihat pada gambar dibawah :

Tuesday, March 31, 2015

Sudah cukup jauh juga kita belajar mengenai musik dan terakhir bahasannya adalah tentang chords, tapi saya pikir, mungkin ada rekan-rekan yang benar-benar pemula dan baru saja mencoba tuts keyboard/piano, lalu bagaimana menghafal posisi C, D, E...dst? Gambar dibawah ini akan coba menjelaskan secara mudah posisi tuts pada piano (maaf karena gambar ini diambil dari web-site berbahasa Jerman, maka nada "B" ditulis sebagai "H", tolong ini diabaikan saja) :


Ada dua buah grup tuts hitam pada piano, yaitu grup pertama dengan 3 tuts hitam dan grup kedua dengan 2 tuts hitam. Posisi nada "C" adalah selalu disebelah "kiri" setelah tuts hitam pada grup kedua dengan 2 tuts hitam. Saya dulu juga pernah menjelaskan mengenai "nada penuh" atau "1 nada" dan 1/2 nada dan kali ini saya akan menjelaskannya lagi pola yang dihasilkan oleh "1 nada" ataupun "1/2 nada" ini dengan menggunakan istilah "tone" dan "semitone". 
Masing-masing tut, baik hitam maupun putih mempunyai nilai setengah "jarak" nada atau dalam bahasa Inggris sering disebut "semitone" (ST), sedangkan dua buah "semitone" akan menghasilkan "tone" (T). Jika kita menekan urutan nada C, D, E, F, G, A, B, C (satu oktaf), maka akan terbentuk pola T, T, ST, T, T, T, ST dan ini berlaku untuk semua urutan nada baik do = C, atau do = F, do = G ...dll. Contoh paling mudah diatas adalah do = C. Ketika kita menekan tut "C" maka jarak nada "tone" adalah "D", jika menekan "D", jarak nada "tone" adalah "E", jika menekan "E", jarak nada semitone adalah "F"...dst, mudah bukan :-)
Contoh jika do = G, maka akan ada 1 kres pada tangga nadanya dengan urutan G, A, B, C, D, E, fis, G (satu oktaf). Mengikuti ketentuan T, T, ST, T, T, T, ST, maka nilai fis didapat karena ketika kita menekan nada E, jarak "tone" adalah di F# (fis).
Mungkin ada yang bertanya, bagaimana kita tahu bahwa do = G akan mempunyai 1 kres pada tangga nadanya? Jawabannya dapat dilihat lagi pada gambar "Cirlce of Fifths" yang dulu pernah saya jelaskan.

Friday, March 20, 2015

Wah, kemarin benar-benar hari yang lumayan "stress", maklum setiap kepala bagian di masing-masing departemen kantor saya akan di "review" oleh si bos mengenai hasil kerja tahun lalu 2014 dan rencana kerja di tahun 2015 ini. Persiapan laporannya sudah dilakukan berhari-hari, tapi ketika sudah hari "H"-nya tetap tegang juga. Syukur semuanya bisa lancar di inteview ini, sekarang saya bisa mulai improvisasi musik lagi....uups pelajaran musik kita belum sejauh itu lagi...sorry :-)

Tempo hari saya sudah menjelaskan mengenai beberapa chords nada dasar do = C dan kali ini saya akan coba menjelaskan chords "major" yang digunakan serta apa itu chords "minor".

 


Bicara mengenai chords, sebenarnya ada 4 jenis chords nada dasar, yaitu major, minor, diminished dan augmented. Untuk pertama-tama, mari kita fokus pada chords major dan minor saja. Bagaimana posisi chords tersebut di tuts piano dapat dilihat pada gambar diatas.

Major chord sering disebut tanpa kata "major" tapi minor chord harus disebut dengan kata "minor" sebelum nama chord-nya. Jika seseorang mengatakan, main di kunci "C" artinya adalah gunakan chord (major) "C", sedangkan untuk minor "C" kita akan mengatakan, mainkan di kunci "C minor".
Sebagai tambahan, penulisan untuk chords "major" biasanya ditulis tanpa kata "major"-nya, tapi untuk chords minor akan ditulis "minor" atau disingkat dengan huruf "m" kecil setelah chord-nya.
Sebagai latihan, coba tekan chords "Am", "Em" dan "Dm", lalu tekan pula secara bergantian chords "C", "F" dan "G". "Rasakan" suara yang keluar, bagaimana pendapat anda? Suara chord "minor" cenderung agak "sedih" sedangkan pada chord "major" lebih "ceria" bukan :-)

Tuesday, March 17, 2015

Horee...akhirnya kesampainan juga untuk membeli "audio interface" yang memadai :-) Pilihannya jatuh pada model "Steinberg" CI2+ karena harganya yang tidak terlalu mahal dan sudah disertai bundle software Cubase AI 6 dan WaveLab LE 7.


Mulai sekarang, suara musik pada video yang saya upload akan menjadi "jernih" tanpa adanya gangguan dari suara-suara luar (storing atau background noise), oleh karena itu lihat terus videonya ya :-)

Melanjutkan mengenai pelajaran teori musik, kali ini saya ingin memperkenalkan beberapa "chord" dasar yang digunakan pada lagu/musik pada umumnya :

Untuk pertama-tama, mari kita mempelajari major chords C, F dan G karena ini adalah chords dasar dan seringkali digunakan pada lagu dengan do = C. 
Pada gambar diatas, titik merah akan ditekan bersama-sama pada setiap chord dan ini akan menghasilkan sebuah nada chord dasar. Perhatikan hanya chords C, F dan G saja dulu dan usahakan hafal posisi jari pada masing-masing chord ini.
Setelah kira-kira hafal dengan posisi jari pada masing-masing chord, boleh dicoba untuk dimainkan bergantian C-F-G-C menggunakan tangan kanan, maka akan terbentuk seperti sebuah alunan melodi, ini menarik bukan? Melodi ini nantinya dapat menjadi pengiring jika dimainkan sesuai dengan nada vokalnya.

Tuesday, March 10, 2015

Weekend yang baru lewat ini benar-benar melelahkan karena saya (dan keluarga) harus pindahan barang dari rumah ke tempat kontrakan dan ini dilakukan dalam dua hari saja....wah benar-benar "rontok" nih badan. Tapi syukur sudah selasai pindahannya, termasuk bawa Yamaha piano Arius saya ke tempat baru :-)

Kali ini saya akan menjelaskan sedikit tentang bermain piano yang "benar", terutama posisi jari diatas tuts piano.


Sebelum mulai latihan piano/keyboard, usahakan posisi badan yang "relax" seperti gambar diatas. Demikian pula dengan posisi kedua lengan tangan. Ini penting karena dengan posisi badan yang salah dapat mengakibatkan punggung kita menjadi pegal dan juga tidak bagus kalau dilihat orang/penonton. Bahu saya sendiri dulu agak "bongkok" karena tidak memperhatikan posisi yang benar ketika latihan musik, untung setelah ikut kegiatan olah-raga yang teratur, bahu bisa menjadi lurus lagi. Terutama pada anak-anak perlu untuk mulai latihan piano dengan posisi badan yang benar.


Berikutnya adalah posisi jari yang benar diatas tuts piano. Untuk penomoran jari dapat dilihat pada gambar diatas. Nomor ini nantinya akan digunakan untuk memudahkan penentuan posisi jari pada not/nada tertentu. Ingat bahwa penomoran ini sifatnya tetap, jadi sebaiknya dihafal saja :-)


Sebagai latihan pertama, coba untuk menekan tut piano bergantian dengan nilai masing-masing satu ketukan mengikuti gambar diatas ini : do, re, mi, fa, so. Ingat bahwa angka 1, 2, 3, 4, 5 adalah jari (tangan kanan) pada masing-masing tut tersebut. Lalu berikutnya turun : so, fa, mi, re, do. Lakukan ini berulang-ulang untuk melancarkan gerakan jari.

Sebagai selingan, saya mainkan lagu klasik "Minuet in G" versi sederhana, yang biasanya kita bisa dengar di musik nada tunggu telepon :-)

Note : Jika video tidak dapat dilihat pada blog ini, maka dapat dilihat juga di YouTube dengan meng-klik Minuet in G



Kali ini saya menggunakan Casio CTK-7000 yang sekarang memang dipakai untuk latihan musik sehari-harinya :-) Maaf kalau suaranya agak kecil, memang saya juga lagi mempertimbangkan untuk membeli "Audio Interface" sehingga pada saat pengambilan video, suara keyboard-nya bisa lebih "jernih" tanpa ada gangguan dari suara luar/background.

Friday, March 6, 2015

Ini adalah sebenarnya hari Jumat, tapi kalau saya update blog, tertulis tanggal dan hari kemarin (Kamis), ini karena perbedaan waktu antara Indonesia dengan server blog yang saya pikir ada di US. Lumayan sudah "weekend" :-) walaupun Sabtu/Minggu libur, akhir minggu ini saya dan keluarga agak sibuk karena kita mau pindahan ke rumah kontrakan dan "My Sweet Home" akan mulai direnovasi hari Senin ini. Ya ini menjadi perlu karena setelah sekian lama rumah ditempati, sudah banyak yang bocor (bisa dapat satu ember penuh kalau hujannya deras), plafon yang bolong dan bergelombang, lapisan semen/tembok pada rontok...dll. Ok, ini sekedar cerita pendek saja :-)

Hmm, sampai dimana tempo hari ya? Oh ya, mengenai kres (#) dan mol (b). Kali ini saya akan menjelaskan bagaimana "#" maupun "b" dapat dikenali pada suatu nada. Lihat not angka lagu "Potong Bebek Angsa" dibawah ini :


Terlihat pada bagian atas ada terulis "1 = F" artinya adalah "Do = F". Ini mengindikasikan bahwa nada "do" bukan pada posisi "C" di tuts piano, tapi pada posisi "F" dan "Do = F" adalah "satu mol".


Pada not balok, contoh penulisannya adalah seperti gambar diatas. "Do = Bes" artinya "1 = Bb", jadi posisi "do" ada di tuts "Bb" dan tangga nada ini menggunakan "dua mol". Lalu bagaimana kita tahu bahwa itu adalah "satu mol", "dua mol"...dst. Sebagai bantuan bisa dilihat diagram not yang sering disebut "Cirlce of Fifths" pada teori musik :


Dari gambar diatas ini, kita dapat mudah menentukan jumlah "kres (#)" dan "mol (b)" serta posisinya pada not balok. 1 = C adalah tanpa kres dan mol, 1 = F => 1 mol, 1 = Bb => 2 mol, 1 = Eb => 3 mol, juga demikian dengan 1 = G => 1 kres, 1 = D => 2 kres...dst. Untuk lagu-lagu sederhana biasa, saya pikir paling-paling menggunakan maksimal 3 kres atau mol, oleh karena itu kita mulai menghafal sampai 3 kres dan mol dulu saja sebagai permulaannya. 
Sebagai tambahan, jika kita menambah mol pada not, maka akan ditambahkan sebutan "s/es" dibelakannya. Contoh Bb dibaca "Bes", Eb dibaca "Es"...dst. Sedangkan untuk kres akan ditambahkan sebutan "is" dibelakangnya. Contoh G# dibaca "Gis", D# dibaca "Dis"...dst.

Ok, cukup dulu untuk pelajaran kali ini dan tetap semangat mempelajari teori musik dasar karena ini sangat penting sebelum kita bisa belajar bermain musik dengan benar :-) 
Untuk sekedar "pelepas lelah" setelah belajar musik kali ini, berikut adalah permainan lagu "I Guess That's Why They Call It The Blues" yang dulu pernah dipopulerkan oleh "Elton John". Lagu ini masih saya mainkan menggunakan Roland GW7.  Semoga dapat menghibur :-)


Note :
-Maaf, agak berisik suara anak-anak saya bermain pada saat itu, sehingga masuk dalam rekaman,  maklum mereka masih pada nakal :-) 
-Jika video tidak dapat dilihat pada blog ini, maka dapat dilihat juga di YouTube dengan meng-klik  I Guess That's Why They Call It The Blues

Wednesday, March 4, 2015

Entah kenapa, hati saya agak galau sejak kemarin malam hingga pagi tadi. Latihan musik semalam belum menghasilkan sesuatu "kemajuan" yang berarti, maklum latihan musik memerlukan hati yang tenang dan damai seperti saya ceritakan sebelumnya; ini sekedar "intermezo" saja :-)

Hari ini saya lanjutkan tentang penjelasan tangga nada dasar "C". Coba perhatikan gambar di bawah ini :


Pada dasarnya, setiap tut piano, baik yang warna putih maupun hitam, mempunyai nilai setengah nada dengan ketentuan sbb :

-Dari C ke D adalah 1 nada (nada penuh)
-Dari D ke E adalah 1 nada
-Dari E ke F adalah 1/2 nada (nada setengah)
-Dari F ke G adalah 1 nada
-Dari G ke A adalah 1 nada
-Dari A ke B adalah 1 nada
-Dari B ke C adalah 1/2 nada

Nanti akan kita lihat bahwa ketentuan ini berlaku umum untuk semua tangga nada dengan nada dasar yang berbeda-beda (saya akan jelaskan lagi nanti). Lalu bagaimana cara menaikkan atau menurunkan 1/2 nada? Untuk itu kita akan menggunakan simbol kres (#) dan mol (b).


Jadi, untuk menaikkan 1/2 nada, kita akan menggunakan # (kres) sedangkan untuk menurunkan 1/2 nada, kita gunakan b (mol). Jika dilihat pada gambar diatas, nilai C# adalah sama dengan Db karena kita akan menekan tut piano yang sama, demikian pula dengan D# dan Eb...dst.

Friday, February 27, 2015

Wah, lumayan sudah dekat akhir minggu dan Sabtu-Minggu akan libur :-) Baiklah, kali ini saya akan menjelaskan mengenai lamanya sebuah tut piano ditekan atau dengan kata lain, lamanya sebuah nada yang sama dibunyikan. Untuk mempermudah dapat dilihat pada simbol not balok dibawah ini :



Ada nada bersuara, ada pula waktunya istirahat (tanpa suara). Keterangan gambar ini menunjukkan bahwa simbol yang berbeda artinya juga adalah jumlah ketukan yang berbeda. Ingat bahwa irama ketukan harus konstan (stabil), untuk mempermudah biasanya kita bisa menggunakan fasilitas "metronome" yang tersedia pada keyboard.

Lalu bagimana dengan not angka? Pada not angka, lamanya nada yang dibunyikan biasanya digambarkan dengan garis diatas angka ataupun titik setelah angka. Garis akan mengurangi nilai satu ketukan, sedangkan setiap titik akan menambah nilai satu ketukan. Sebagai contoh dapat dilihat pada not angka dibawan ini :


Khusus titik dibawah angka bukan menunjukkan lamanya nada, tetapi not akan dimainkan satu oktaf lebih rendah dari nada dasar. Ingat jika kita menyanyikan "do, re, mi, fa, so, la, si do" ada dua buah "do" yang satu dengan nada dasar dan yang lain dengan nada lebih tinggi, inilah yang disebut dengan satu oktaf. Sebagai pedoman dapat diingat, titik dibawah angka artinya satu oktaf lebih rendah dan titik diatas angka artinya satu oktaf lebih tinggi dari nada dasar (tanpa titik).