Wednesday, October 26, 2016

Masih melatih lagu arrangement sendiri "The First Noel", saya mulai menemukan beberapa masalah, maklum dalam hal ini (arrangement) saya masih pemula sehingga rasanya koq lumayan ribet juga ya...Dimulai dengan mencari "intro" yang indah untuk lagu ini dan rencana untuk menaikkan skala lagu (overtone) dari do=F (1 mol) ke do=D (2 kres) ditengah-tengah lagunya. Sampai sekarang yang berhasil baru mendapatkan "intro" lagu dan menyelesaikan seluruh lagu menggunakan "arppegios" ditangan kiri. Terdengar menurut saya masih agak "monoton" sehinggak konsep seleluruhan lagu masih harus dievaluasi lagi. Untungnya masih ada waktu kira-kira sampai sebelum Natal tanggal 25 Desember nanti, jadi masih sebulan lebih dari sekarang :-) Tunggu untuk video arrangementnya ya, akan saya upload setelah sudah selesai/final.

Friday, October 7, 2016

Hmm...tidak terasa nih sudah dekat akhir tahun 2016, artinya sudah menjelang Natal 2016 :-) Perasaan hati rasanya senang pada masa-masa ini terutama jika ingat ketika masih kecil dulu, what a sweet memories :-)


Tapi saya baru ingat bahwa belum ada satupun lagu Natal yang menjadi bahan latihan piano selama ini :-/ Setelah cari-cari akhirnya saya memutuskan untuk membuat arrangment sendiri lagu Natal "The First Noel". Nah untuk ini akan saya coba upload nanti permainan pianonya, semoga bisa berhasil ya, berhubung agak makan waktu untuk arrangmentnya itu sendiri. Tehnik yang akan saya lakukan adalah, menemukan not untuk lagu "The First Noel" (cari di internet), lalu mencari chords yang sesuai dan lalu memasukkan variasi chords pada chords dasarnya.

Wednesday, September 28, 2016

Waah...baru sejak kemarin lega rasanya sudah mendapatkan solusi dari masalah di pikiran saya :-) Sebelumnya saya sempat agak "pening" kepala dan sedikit stress, bahkan juga sudah mulai ada gejala sakit maag. Memang ternyata benar bahwa stress adalah sumber dari berbagai penyakit oleh karena itu kita perlu cepat2 mencari solusinya dan tentu saja juga dengan doa. Dukungan keluarga dirumah serta latihan musik sangat membatu dalam mengatasi stress ini.
Ok, sekedar intermeso di atas, sekarang saya akan membahas sedikit mengenai bantuan bagaimana cara kita mengenali chord dari sebuah lagu. Seperti yang sudah saya ceritakan di blog terdahulu, untuk menemukan posisi I, II, III dst perlu cukup latihan/pengalaman pada saat kita latihan "Playing by Ear".  Ternyata ada cara efektif yang dapat kita gunakan untuk keperluan ini :-) Salah satu kuncinya adalah mengenali suara perpindahan chord tersebut.


Contoh : jika kita sudah mengenal "sus-chord' maka pada saat kita mendengar ini pada sebuah melodi lagu dapat hampir dipastikan bahwa posisi itu adalah di V atau bahkan I. Jika kita mendengar nada major 2nd-chord maka itu adalah kemungkinan di posisi I atau IV. Juga ketika kita melihat not angka beserta kuncinya tapi tidak tertulis Do=? mainnya, maka kita perhatikan semua major chords pada lagu tersebut dan ingat bahwa hanya I, IV V hanya yang selalu major sedangkan II, III dan VI adalah minor. Cari tiga major chord yang dominan (sering muncul) pada lagu tersebut lalu lihat posisinya dimana. Contoh : sering ditemukan chord E, A dan B maka dapat dilihat dengan mudah bahwa A dan B bersebelahan, pasti itu posisi IV dan V sedangkan E posisinya agak jauh, pasti itu posisi I, jadi lagu tersebut dimainkan dengan Do = E, mudah bukan :-)

Wednesday, September 7, 2016

Akhir-akhir ini saya punya pikiran yang mengganggu bahkan bisa berpotensi menimbulkan stress sebelum jelas penyelesaiannya. Namun sekali lagi melalui doa dan terutama dukungan keluarga, saya tetap bisa mengatasi ini. Aktifitas melalui "musik" ternyata juga dapat melupakan ini, walaupun sementara namun bisa lumayan membuat saya kembali bergembira dan terutama mengurangi tingkat stress karena pikiran yang mengganggu tersebut diatas. Oleh sebab itu, nasihat saya adalah belajar musik
(bagi yang memang berminat) sangat mempunyai banyak keuntungan. Selain itu kemampuan kita dalam bermain musik juga dapat menghibur orang lain (contoh dalam mengiringi sebuah lagu) ataupun ikut serta aktif dalam organisasi keagamaan (contoh mengiringi di Gereja). Jadi terus latihan musik dengan tekun ya :-)
Mengingat pada masa lalu ketika saya masih kuliah (tahun 1990-an). Ketika itu kita sedang dalam acara tour/retret dan kebetulan di asrama tempat para siswa menginap ada sebuah piano. Pada saat itu seorang kenalan saya mengajak saya untuk melihat piano tersebut (karena dia tahu saya bisa main keyboard), yang memang ada di ruangan yang berbeda dan dia sempat memainkan sebuah lagu sederhana dengan menggunakan "appergio" di tangan kiri. Alunan melodinya begitu terasa "indah" dan saya tidak bisa menirunya karena kalau main keyboard selalu menggunakan "statis" chord di tangan kiri. Sejak itu saya sering berpikir, bagaimana chord+not sederhana bisa menjadi begitu bagus alunan suaranya dan bagaimana ini mungkin?? Ternyata jawabannya adalah "improvisasi" :-)
Dulu ketika saya belum mengenal istilah "improvisasi" chord yang saya mainkan selalu adalah chord dasar "murni" bahkan tanpa adanya inversi chord. Kenapa sekarang iringan lagu menjadi jauh lebih bagus sedangkan kita masih memainkan chord dasar yang sama? Kuncinya adalah dengan menambah variasi not atau "improvisasi". Contoh untuk chord C, sekarang saya mempunyai kemungkinan untuk memainkan chord ini di posisi "root" atau "1st inversion" atau "2nd inversion" (3 kemungkinan). Selanjutnya saya mengganti dengan C2 dan dapat memainkan ini dengan 6 posisi yang berbeda :-) belum lagi ditambah "sus-chord" pada posisi I atau V. Saya akan coba jelaskan tentang "Major 2nd chord (C2)" pada kesempatan berikutnya. Dengan ini saya mau menjelaskan bahwa kita tidak perlu mencari chord2 yg berbeda untuk membuat variasi permainan lebih banyak, namun cukup mengembangkan chord dasar yang sudah ada. It's so simple :-)

Saturday, September 3, 2016

Ini hari Sabtu, tapi harus masuk kerja :-( Ok, karena ada waktu luang, saya coba update blog musik ini lagi ya :-)
Pernahkah kita mendengarkan musik dan lalu berpikir, jika saja saya bisa mengenali chords yang sedang dimainkan secara langsung...secara jujur, ini sering kali ada di pikiran saya ! 

Dari belajar lagu baru lalu mengingatnya, improvisasi, mengenali chords yang sesuai dengan lagunya, tentu akan sangat membantu dalam mengembangkan kemampuan bermain piano/keyboard. Beruntungnya, dengan hanya sedikit “mau belajar” maka setiap orang dapat mengembangkan kemampuan ini. Kuncinya adalah “melatih pendengaran”, maka kita sudah di jalan yang benar untuk mempunyai kemampuan mengenali chords sebuah lagu.

Ada 2 bagian informasi yang kita dapatkan pada saat mendengar sebuah lagu :
  1. “Scale” dari nada dasarnya (root note)
  2. “Kualitas dari chords-nya (Major, minor, dominant 7th dll)
Lalu bagaimana cara kita mengenali chords yang kita dengar? 
Ada tiga tahap pengenalan chords :
  1. Identifikasi “root note” pada chord tersebut. =>Untuk ini, coba mainkan chords pada piano dan ikut “menyanyi” pada “root note” chord tersebut. Ini akan dapat membantu kita melatih mengidentifikasi “root note” pada chord yang kita dengar.
  2. Kenali “scale” pada “root note”-nya =>Tingkat “scale” adalah juga salah satu sarana untuk mengenali note atau chords pada sebuah lagu.
  3. Kenali kualitas dari chord-nya =>Coba mainkan major, minor, diminished atau chords yang kita sering dengar. Perhatikan bagaimana kualitas suaranya pada masing2 chord tersebut dan juga coba untuk mengingatnya. Kita bisa minta tolong teman untuk memainkan sebuah chord dan kita menebak chord tersebut sebagai latihan.
Jika kita mau dapat mengenali chords sebuah lagu melalui pendengaran, maka ketiga hal diatas itu harus sudah dikuasai dengan benar. Mainkan chord progresi yang sederhana lalu usahakan ikut turut menyanyikan “root note” pada masing2 chord. Coba identifikasi “scale, root note, quality”. Dengan latihan yang teratur ini tentunya akan meningkatkan kemampuan “playing by ear” kita.

Wednesday, August 24, 2016

Pembahasan kali ini berdasarkan pengalaman pribadi saya mengenai belajar musik. Apakah kadang-kadang kita bosan dengan latihan musik di keyboard/piano? Ya itu bisa saja dan ini terjadi pada saya "a long time ago" (dulu, tepatnya mungkin sekitar dua tahun yang lalu). Sekarang latihan musik merupakan bagian yang sangat menyenangkan karena saya sedikit-sedikit sudah mulai "terbebas" dari kegiatan membaca not dan menghafal sebuah lagu. Lalu apa yang beda antara dulu dan sekarang?

Sekarang chords pada lagu bisa dicari sendiri dan ini berarti sudah lengkap dengan "bas" ditangan kiri. Jikalau chords sudah tahu, ini saja sudah cukup untuk bisa mengiringi seseorang bernyanyi bukan? :-) Selanjutnya, melodi pada lagu yang umumnya mudah ditebak dan di "merge" dengan chord. Selanjutnya gunakan chords variasi diluar chords major, selesai deh. Jadi latihan musik tidak terbatas lagi oleh buku musik yang ada dengan not balok yang cukup rumit, dan kesalahan permainan bisa dijadikan bagian "improvisasi" dari lagu itu sendiri. Bagaimana bisa menguasai teknik ini dengan benar? Tentu yang utama kita harus juga menguasai teori musik, bukan asal tekan tuts keyboard/piano dan coba-coba tone yang cocok. Sediakan waktu yang cukup untuk belajar teori musik (juga melalui blog saya :-)) maka pasti permainan keyboard/piano anda akan mengalami banyak kemajuan dan tidak akan pernah bosan lagi untuk latihan.

Thursday, August 18, 2016


Dua minggu lalu terasa lumayan sibuk di kantor karena lagi ada ISO audit dan juga harus menjadi koordinator presentasi kegiatan "Small Group Activities" yang memang sudah dipersiapkan selama kurang lebih 10 bulan. Wuuhh...akhirnya beres juga :-)
Ok kali ini saya akan membahas mengenai persiapan kita ketika harus mengiringi lagu menggunakan keyboard atau piano. Dulu (sudah lama sekali >20 thn) saya pernah mengiringi lagu dengan memainkan keyboard electone, dan pada dasarnya yang saya ingat adalah jika kita melakukan kesalah kecil pada saat bermain itu tidak apa-apa karena toh akan "tertutup" oleh paduan suaranya. Hmm...itu sekarang tentunya tidak boleh lagi menjadi sesuatu kebiasaan sehingga kita bisa semaunya bermain dengan sedikit kesalahan (toh tidak akan ketahuan dan tertutup oleh suara penyanyinya). Intinya tentu kita harus selalu bermain semaksimal mungkin dan diusahakan 100% benar. Setelah saya perhatikan  beberapa kali, saya lihat bahwa seorang organis/pianis akan sedikit memainkan tuts secara "virtual" tanpa menekan tuts-nya, tepat sebelum mulai untuk mengiringi sebuah lagu, dan ini mungkin cukup efektiv untuk meyakinkan diri sendiri sekali lagi bahwa kita bisa mulai mengiringi dengan menekan tuts yang benar. Yang sudah pasti suara dari piano/keyboard yang kita mainkan otomatis akan lebih keras/terdengar ketika kita yakin sedang bermain dengan menekan tuts yang benar dan ini juga akan menambah rasa percaya diri untuk berikutnya ketika sedang bermain di muka umum :-)

Friday, July 15, 2016

Liburan lebaran tempo hari dapat cuti dari kantor sampai 1 minggu, eeh tahunya malah lupa latihan piano dirumah karena sering jalan-jalan bersama keluarga :-) Ya, ini sih ngak apa-apa, hanya menurut seorang guru piano, sebaiknya kita latihan keyboard/piano minimal sehari sekitar 30 menit untuk bisa mendapatkan kemajuan dalam proses bermain piano yang berarti. Hmm....ok saya juga akan coba atur waktu lagi, terutama ketika liburan, agar bisa tetap latihan minimal 30 menit setiap harinya,
ini juga yang sebaiknya menjadi catatan bagi rekan-rekan pemula yang baru belajar keyboard/piano ya :-)
Kali ini saya akan membahas sedikit mengenai bagaimana caranya agar kita bisa menguasai tangan kiri dan kanan yang dapat bermain tanpa tergantung satu sama lainnya. Ya, ini pasti masalah yang paling besar ketika kita mulai belajar main keyboard/piano, tapi memang tidak ada pilihan lain dan kita perlu mempelajarinya ini.


Saya dulu pernah melihat di TV seseorang yang dapat menulis dua kalimat yang berbeda dengan tangan kiri dan kanan secara bersamaan, ini adalah suatu keajaiban! Sepertinya akan sangat sulit bagi kita jika mau mempunyai kemampuan seperti orang tersebut, walaupun latihan, ini tentunya akan sangat sulit karena pada dasarnya otak manusia berpikir secara "seri" dan bukan "paralel" (ini sih menurut saya loh). Jadi kita tidak mungkin berpikir dua hal berbeda secara bersamaan, sedangkan yang bisa dilakukan adalah berpikir secara bergantian dua hal yang berbeda pada saat yang hampir bersamaan. Jadi tidak perlu kawatir. Untuk dapat bermain piano, kita hanya perlu melatih dan "mambiasakan" otak kita berpikir bergantian dalam waktu yang hampir bersamaan. Kuncinya adalah penguasaan "pattern" dari musik yang akan selalu dimainkan bersamaan dengan "melodi"-nya. Apapun yang kita mainkan di  piano, sebenarnya kedua tangan akan bermain secara "bersamaan" dan tidak untuk dipikirkan bahwa masing-masing tangan memainkan bagiannya sendiri. Jadi ada "ketergantungan" antara tangan kanan dan kiri dalam bermain piano, dan inilah yang kita latih :-)

Monday, June 13, 2016


Bertemu dengan seseorang yang dulu pernah kita kenal dengan baik ternyata kadang-kadang tidak seperti yang kita bayangkan. Ini yang saya alami baru-baru ini, setelah belasan tahun tidak berjumpa, saya pikir masih seperti dulu, tapi ternyata orang tersebut sudah berubah, bicara cukup "formil" (resmi) saja dan berjabat-tangan, walaupun saya sudah berusaha berbicara lebih banyak, tapi sepertinya teman lama saya ini "cool' saja. Yah, walaupun ini agak menyebalkan, tapi ini memang hak masing-masing individu :-/
Maaf, ini hanya sekedar "intermeso" saja, cerita berikut baru ada hubungannya dengan musik. Ketika acara dimulai (dimana saya ketemu teman lama saya itu...) ada organis yang memainkan sebuah lagu yang juga saya biasa mainkan pada saat latihan piano. Kebetulan pada saat itu, lagu tersebut juga mengiringi beberapa aggota yang bernyanyi, sehingga kalau saya perhatikan, organis tersebut hanya sedikit sekali memainkan melodi lagu, tapi banyak menggunakan chords yang diberi variasi dengan sangat cocok/bagus. Hal ini membuat saya cukup "terkesan", berhubung saya latihan lagu yang sama dengan menggunakan melodi + chords tapi koq tidak sebagus organis ini iramanya. Akhirnya saya menyadari bahwa bagian "improvisasi" saya yang belum ada/berjalan. Walaupun sudah menguasai berbagai macam chords beserta inversinya, tapi dimana "improvisasi' belum diterapkan, maka alunan melodi lagu terasa menjadi "kaku". Ya, ini yang memang saya masih pelajari sampai saat ini, dan saya benar-benar berusaha mengingat bagaimana organis ini membuat variasi dalam menyusun chords untuk dipakai sebagai bahan latihan piano nanti. Inti dari cerita ini adalah bahwa teknik bermain piano "instrumental" (tanpa ada yang menyanyi) agak berbeda dengan bermain piano untuk iringan, dan pengusaan kedua teknik ini yang akan membuat permainan kita bisa semakin berkembang.
Ok kali ini hanya sekedar "cerpen" (cerita pendek) diatas saja ya. Salam.

Wednesday, May 25, 2016

Kadang-kadang terasa jenuh juga dikerjaan, untungnya ini tidak datang terlalu sering dan latihan musik ternyata juga bisa membuat semangat bekerja timbul kembali :-) Ya, oleh karena itu maka saya kembali ke tema musik dan pada kesempatan kali ini saya akan membahas mengenai istilah "Transpose" yang seringkali bisa kita lihat juga pada tombol di keyboard. Apa artinya "Transpose" ini? Sebenarnya ini adalah istilah jika kita mengganti nada dasar (tonic) pada sebuah lagu, contoh C=do menjadi A=do dst. Apakah ini perlu dilakukan? Ya, karena kadang-kadang iringan lagu terlalu tinggi/rendah untuk si penyanyi sehingga nada dasarnya perlu dirubah, ataupun untuk memperindah/variasi dalam memainkan sebuah lagu/musik. Bagaimana cara kita melakukan transpose ini? Pertama-tama catat dahulu semua chord pada lagu yang akan dimainkan, contohnya pada C=do, chord sebuah lagu adalah C-Dm-G-C-F-C, artinya ini adalah posisi I, II, V, I, IV, I. Jika ingin di "Transpose" menjadi A=Do maka pada posisi I, II, V, I, IV I adalah A-Bm-E-A-D-A, mudah bukan? Yang sulit adalah melakukannya ini dengan "spontan" ketika seseorang meminta kita melakukan "Transpose" dan ini memang perlu dilatih.

Dengan nada dasar yang berubah, maka keseluruhan not juga akan berubah posisinya. Contoh diatas adalah "Transpose" dari  C=do ke F=do.

Sebaiknya jangan membiasakan melakukan transpose dengan menekan tombol yang ada di keyboard tapi coba lakukan sendiri dengan mengubah nada dasarnya karena itu akan membuat kita lebih menguasai teknik "Transpose" ini :-)

Tuesday, May 17, 2016

Sudah sebulan lebih saya belum sempat meng-update blog ini, maklum saja karena sebulan lalu itu benar-benar sibuk dikantor, sampai ada satu hari kita perlu meeting hingga jam 23:00 :-/. Tapi dengan doa,  dorongan keluarga dan adanya "refreshing" melalui latihan musik, semuanya bisa berjalan lancar :-)
Untuk tema kali ini saya akan coba menjelaskan beberapa istilah musik yang biasanya sudah saya sebutkan sebagai grup I, II, III, IV, V, VI dan VII. Istilah-istilah ini dulunya cukup membingunkan saya sedangkan sebenarnya hanya istilah yang sangat mudah untuk dihafal. Coba perhatikan gambar di bawah ini :
Apakah istilah musik ini perlu diketahui? Ya, sebenarnya perlu juga, mengingat jika seseorang meminta kita untuk memainkan lagu dengan mengatakan "Coba mainkan di Dominan dari C major", maka ini artinya kita perlu memainkannya di G. Atau "Supertonic dari C major", maka ini artinya Dm. Paling sering orang akan mengatakan "Coba mainkan akor-nya di tonic dahulu".  Setelah kita hafal dengan penamaan ini, tentu saja akan sangat mudah untuk menentukan akor (chord) yang ingin dimainkan nantinya. Menarik adalah untuk penamaan VII sebagai "Leading Tone", mengingat posisi VII ini umumya akan mengembalikan nada ke I (Tonic). 

Friday, April 1, 2016


Kali ini saya akan coba menjelaskan bagaimana kita bisa memainkan sebuah lagu di piano hanya dengan mendengarkannya saja atau dikenal dengan istilah "Playing by ear".
Seperti rekan-rekan ketahui, saya sendiri belum ada "feeling" yang kuat untuk mengetahui di posisi mana (I, II, III...dst) lagu itu dimainkan, oleh karena itu beberapa tahapan dibawah ini ini adalah cara yang dapat digunakan oleh para pemula (termasuk saya he..he..) dalam "memetakan" notasi musik yang kita dengar :
  • Cari chords lagu yang bersangkutan di internet => Ini penting mengingat kita belum bisa menemukan chords-nya sendiri secara utuh.
  • Coba mainkan "block" chords tersebut dan melodi lagu kita nyanyikan dengan mulut => Ini untuk mengetahui apakah chords sudah sesuai dengan lagunya.
  • Improvisasi chords dan masukkan melodi lagu pada chords => Untuk tahapan ini memang tidak mudah, tapi dengan latihan, kita bisa membentuk lagu akhirnya.
Tahapan diatas adalah cara-cara yang saya lakukan selama ini dan terbukti berhasil :-) Kadang-kadang kalau orang melihat permainan lagunya di piano agak bingung, lagunya enak, dan rasanya tidak ada yang jual piano partiturnya (chords), ya...itu karena kreasi sendiri :-) Beberapa variasi yang sering saya lakukan adalah mengganti chords dasar dengan major 2nd chords ataupun  mengganti minor chord dengan minor 7, menggunakan sus-chord (pada posisi V)...dst. Seperti menambah beberapa bumbu pada masakan, biasanya makanannya menjadi lebih enak bukan ;-)

Monday, February 29, 2016

Hari Sabtu lalu saya ada pertemuan keluarga dan saya bertemu dengan salah satu saudara saya yang memang seorang guru musik. Ketika kami sedang berbincang-bincang bersama, kebetulan disitu juga sedang dimainkan lagu dari mp3 yang cukup menarik buat saudara saya itu, lalu dia mengambil selembar kertas kosong dan mulai menuliskan not angka beserta chords-nya. Wah.....bagaimana mungkin bisa langsung menemukan not apalagi ketemu chords-nya?? Saya hanya bisa melihatnya dengan sedikit bingung, karena kemampuan ini yang saya masih belum punya (jujur atas kelemahan sendiri he..he..). Terus terang ini juga salah satu yang menjadi motivasi saya dalam bermain musik, "playing by ear". Ternyata setelah saya tanya saudara saya itu, dia bilang bahwa intinya kita perlu mengenal susunan chords dulu di "dalam kepala/memori", contoh pada kunci C adalah C-Dm-Em-F-G-Am-Bdim-C atau sesuai dengan urutannya I, II, III, IV, V, VI , VII. Lalu dengan pengalaman menggunakan "Chord's Progression" bagian-bagian ini digabung sesuai dengan nada lagunya. Kemampuan mengenal chord itu didapat karena kita punya "feeling" terhadap susunan chords tersebut dan ini hanya bisa didapat melalui latihan/training. Dari sini saya simpulkan, bagi pelajar musik pemula perlu sering-sering mendengarkan lagu yang kita senang dan coba untuk menemukan chords-nya. Ini adalah hal yang sangat bagus sehingga kita lama-lama juga punya "feeling" yang dimaksud oleh saudara saya itu. Jadi nasehat saya adalah, coba untuk latihan musik dengan teratur dan kadang-kadang mendengarkan lagu yang kita suka, coba identifikasi perpindahan chords-nya jika mungkin.


Gambar diatas ini adalah kemungkinan-kemungkinan perpindahan chords di nada dasar C (dalam persentasi) pada 1.300 lagu pop yang pernah di "selidiki" oleh salah seorang penggemar musik di internet. Saya rasa, penguasaan "Chords Progression" dan pengalaman yang dapat membuat kita lebih mudah mengenal perpindahan chords pada sebuah lagu.

Thursday, February 18, 2016

"Hati yang gembira adalah obat" Pernyataan ini adalah benar, karena saya baru saja menonton acara mengenai kedokteran yang menjelaskan kondisi badan kita pada saat stress. Keunikan tubuh kita adalah adanya antibody tubuh yang akan muncul ketika kita akan terserang suatu penyakit, seperti flu, batuk dll. Ketika terjadi stress, maka antibody akan diproduksi tanpa adanya virus ataupun bakteri yang ingin masuk ke tubuh, akibatnya lama kelamaan, antibody ini akan "bingung" apa yang harus diperbaiki di tubuh ini, lalu mereka akan mulai merusak sel-sel yang sehat, mengakibatkan daya tubuh kita menurun dan malah bisa menjadi sakit. Contoh yang paling mudah adalah tekanan darah tinggi, sakit maag, kepala pusing, sariawan...dll. Jadi tetaplah bergembira dan bersyukur atas hari-hari yang kita lalui ini :-)
Kembali membahas tentang musik, saya mau mengulangi mengenai alunan melodi di tangan kiri, yang biasanya sebagai bass pada permainan piano. Intinya, selalu usahakan bahwa suara permainan bass di tangan kiri kira-kira setengah volume dari tangan kanan yang pada umumnya memainkan melody (treble). Ini penting karena pada dasarnya suara bass pada tangan kiri adalah pelengkap dari lagu tersebut dan hanya berfungsi untuk mendukung melodi ditangan kiri sehingga secara keseluruhan alunan melodi menjadi indah. Ada kalanya juga kita memasukkan beberapa melodi pada permainan di tangan kiri, untuk membantu susunan melodi ditangan kanan (level intermediate pada permainan musik), tapi tetap volume tangan kiri adalah senantiasa lebih rendah dari pada tangan kanan.

Diatas ini saya beri contoh lagi dari "left hand pattern" yang dapat dilatih oleh rekan-rekan pemula dengan mengingat catatan saya diatas.

Monday, February 15, 2016

Akhir2 ini ada saja hal-hal yang membuat perasaan hati saya menjadi agak sedih, dari ada saudara yang sakit, sampai perubahan kondisi di kantor. Tahun 2016 dimulai untuk saya dengan banyak hal yang mengganggu suasana hati dan sekali lagi....hati. Tapi saya menemukan kalimat ini yang begitu menguatkan :
“Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari. Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami.” 
Saya berpikir, bahwa kita selama hidup ini perlu untuk selalu berjuang, bahkan juga berjuang melawan sifat egois diri sendiri, dan bahkan perlu berterima kasih ketika kita diberi kesempatan untuk membantu/melayani...

Ok kembali ke pelajaran musik yang dapat membuat hati kita juga menjadi gembira :-) Kali ini saya akan coba membahas sedikit tentang "slash chord". Apa itu sebenarnya "slash chord"?
Ini adalah chord dimana tangan kanan akan menekan sebuah chord sedangkan tangan kiri akan menekan bass yang bukan nada dasar dari chord ditangan kanan tersebut. Contoh, indikasi C/E artinya kita menekan chord C pada tangan kanan tapi menggunakan bass E pada tangan kiri. Apakah ini boleh dilakukan? Ya ternyata boleh-boleh saja. "Slash chord" akan menambah warna musik dan membuat alunan pergantian bass menjadi lebih "smooth", terutama jika beberapa suara bass yang berbeda dimainkan secara berurutan. Pengalaman saya dalam menggunakan "slash chord" adalah pertama-tama kita perlu menentukan dulu chord yang sesuai dengan nada diposisi tersebut, lalu mencoba beberapa nada bass yang sebaiknya juga merupakan nada pembentuk dari chord tersebut, contoh F/A bisa juga F/C pada saat kita mencoba "slash chord" pada F.

Wednesday, January 6, 2016


Merry Christmas 2015 and Happy New Year 2016 !

Di tahun 2016 ini saya berencana untuk melanjutkan belajar mengenai pemahaman teori musik, karena sudah hampir 3 bulan (Oktober ~ Desember 2015) saya hanya latihan "arrangement" lagu2 sederhana. Intinya adalah mencari chords + not sendiri dari lagu yang saya dengar dan memainkannya di piano. Karena pengetahunan tentang teori musik ini masih kurang, hasil lagunya-pun menurut saya masih belum optimal, jadi perlu pembelajaran lagi. Rencananya juga yang sudah pasti akan meng-upload beberapa video permainan musik saya sebagai referensi belajar musik melalui web ini.
Ok, lalu bagaimana dengan rencana anda dalam hubungannya dengan bermain musik di tahun 2016 ini? Cobalah latihan dengan teratur, jangan terlalu lama "pause" (seminggu atau lebih), tentukan target pembelajaran dengan jelas, pasti anda akan mengalami kemajuan dalam bermain musik :-)