Friday, February 27, 2015

Wah, lumayan sudah dekat akhir minggu dan Sabtu-Minggu akan libur :-) Baiklah, kali ini saya akan menjelaskan mengenai lamanya sebuah tut piano ditekan atau dengan kata lain, lamanya sebuah nada yang sama dibunyikan. Untuk mempermudah dapat dilihat pada simbol not balok dibawah ini :



Ada nada bersuara, ada pula waktunya istirahat (tanpa suara). Keterangan gambar ini menunjukkan bahwa simbol yang berbeda artinya juga adalah jumlah ketukan yang berbeda. Ingat bahwa irama ketukan harus konstan (stabil), untuk mempermudah biasanya kita bisa menggunakan fasilitas "metronome" yang tersedia pada keyboard.

Lalu bagimana dengan not angka? Pada not angka, lamanya nada yang dibunyikan biasanya digambarkan dengan garis diatas angka ataupun titik setelah angka. Garis akan mengurangi nilai satu ketukan, sedangkan setiap titik akan menambah nilai satu ketukan. Sebagai contoh dapat dilihat pada not angka dibawan ini :


Khusus titik dibawah angka bukan menunjukkan lamanya nada, tetapi not akan dimainkan satu oktaf lebih rendah dari nada dasar. Ingat jika kita menyanyikan "do, re, mi, fa, so, la, si do" ada dua buah "do" yang satu dengan nada dasar dan yang lain dengan nada lebih tinggi, inilah yang disebut dengan satu oktaf. Sebagai pedoman dapat diingat, titik dibawah angka artinya satu oktaf lebih rendah dan titik diatas angka artinya satu oktaf lebih tinggi dari nada dasar (tanpa titik).

Wednesday, February 25, 2015

Ini adalah hari pertama saya meng-update pelajaran tentang musik. Untuk dapat mulai belajar main keyboard atau piano, perlu ada pengetahuan dasar tentang "tuts" piano. Biasa dulu kita menyebutkan tangga nada dengan "do, re, mi, fa , sol, la, si do" Ini sudah benar. Jika nada "do" adalah nada dengan simbol "C" di piano tuts, maka nada "re" adalah "D", nada "mi" adalah "E" dst. Ini adalah mudah bukan :-) Gambaran lain adalah dengan simbol angka sbb : "do" adalah "1", "re" adalah "2",
"mi" adalah "3" dst. Dengan mengetahui ketentuan ini, kita sudah bisa mulai memainkan beberapa lagu sederhana yang sudah ditentukan nadanya menggunakan "not" tersebut. Sebagain catatan, angka 1, 2, 3, ... sering disebut sebagai "not angka" pada buku musik.


Gambar diatas memperlihatkan tampilan "tuts" piano dengan ketentuan posisi nada "C", "D", "E", ... Perlu diingat bahwa posisi huruf ini akan selalu sama pada semua "tuts" piano, sehingga perlu dihafal dahulu untuk memudahkan kita dalam bermain musik. Perhatikan bahwa disebelah kiri dua "tuts" hitam adalah selalu not/nada "C"


Lalu ada orang mengatakan mengenai "not balok", apakah itu ? Gambar diatas memperlihatkan "not balok" pada tangga nada "C". Bagian kiri pada bagian atas adalah simbol untuk kunci "G" dan pada bagian bawah adalah simbol untuk kunci "F".  Mengenai kunci ini akan saya jelaskan lebih lanjut, tapi yang perlu diingat adalah posisi nada "C" pada kunci "G" adalah tepat pada garis bantu bawah, sedangkan pada kunci "F" terletak pada kolom kedua. 

Hmm....ok, mungkin kita perlu istirahat dulu sejenak untuk mengingat semua ini, jangan terlalu terburu-buru dalam belajar musik, tapi belajarlah secara teratur jika ada waktu. Sebagai selingan dibawah ini adalah video musik "A Whiter Shade of Pale" yang saya mainkan menggunakan Roland GW7. Pengambilan gambar dan suaranya langsung menggunakan kamera digital. Maaf dengan kualitas suara/gambar yg kurang bagus. Semoga dapat menghibur :-)

Note : 
Jika video tidak dapat dilihat pada blog ini, maka dapat dilihat juga di YouTube dengan meng-klik link A Whiter Shade Of Pale

Wednesday, February 11, 2015

Selamat datang di blog saya yang membahas tentang bermain musik di keyboard dan piano. Melalui blog ini saya juga akan berusaha menjelaskan beberapa teknik bermain keyboard/piano, baik menggunakan buku not ataupun secara langsung hanya dengan mendengarkan lagunya saja. Sebenarya bermain musik itu tidak hanya merupakan salah satu cabang kesenian saja tapi juga dapat mempengaruhi hati dan "mood" kita sehari-hari. Percaya atau tidak, saya sendiri tidak dapat memainkan musik dengan bagus apabila suasana hati sedang "galau" atau kacau, tapi ketika sedang "sedih" ataupun "gembira", bermain musik dapat saya lakukan dengan lancar. Perlu ketenangan hati ataupun "feeling" yand kuat agar musik yang dihasilkan juga bagus.

Pertama kali saya belajar keyboard ketika masih di SMP, menggunakan Yamaha Electone seperti gambar dibawah ini :
Sebenarnya dulu dapat gratis kursus musik selama 3 bulan setelah membeli Yamaha Electone, tapi karena saya tertarik dengan bermain musik, akhirnya jadi kursus 3 tahun di Yamaha. Sejak itu, bermain musik tidak bisa dipisahkan lagi dan menjadi salah satu hobi saya juga :-)

Karena kesibukkan studi, saya sangat jarang berlatih dan setelah kira-kira 9 tahun berhenti latihan musik, saya mulai coba latihan lagi menggunakan keyboard Yamaha PSR-240 :
Kali ini konsep latihan menjadi berbeda, karena mau tidak mau saya harus bisa memainkan bas ditangan kiri serta melodi dan chord ditangan kanan, berbeda dengan memainkan Yamaha Electone dimana bas akan dimainkan oleh kaki, tangan kiri chord dan tangan kanan akan memainkan melodinya.

Latihan musik juga masih belum teratur mengingat kesibukan kerjaan dan mulai membina sebuah keluarga kecil (married), maka setelah kurang lebih 10 tahun, saya baru membeli keyboard Roland GW 7 untuk keperluan latihan musik dan keyboard ini juga dapat digunakan untuk keperluan acara-acara keluarga :
Suara yang dihasilkan oleh Roland GW 7 memang sangat bagus, tapi keyboard ini tidak mempunyai speaker internal sehingga saya perlu melengkapinya dengan speaker external, yang kadang2 cukup berat juga kalau dibawa-bawa. 
Mengingat tempat kerja saya diluar kota dan agak repot untuk bawa-bawa speaker tersebut, maka setelah sekitar 2 tahun menggunakan Roland, saya putuskan untuk membeli Casio CTK 7000 yang akan digunakan sebagai keyboard latihan di tempat kos :
Keyboard Casio mempunyai suara yang cukup baik, hanya saja kualitas tuts tidak sebaik keyboard Yamaha maupun Roland karena kadang-kadang agak "berisik" suaranya setelah keyboard ini sering dimainkan. Mengenai fasilitas keyboard Casio CTK 7000 ini memang sangat lengkap dan dengan harga jauh dibawah keyboard Yamaha/Roland dengan fasilitas yang sama.

Memainkan tuts keyboard pasti berbeda dengan tuts piano biasa karena perbedaan berat tuts-nya. Setelah lama "menabung" akhirnya saya dapat membeli Yamaha Arius YDP-142 dengan "Grand Hammer Standard" tuts piano yang kira-kira mirip beratnya seperti piano akustik. Keputusan ini diambil karena harga piano akustik cukup tinggi, dan Yamaha mengeluarkan seri "Arius" dengan harga yang cukup bersahabat :
Ok, cukup dengan koleksi keyboard saya :-) yang penting sekarang adalah mengenai permainan musiknya menggunakan sarana tersebut. Mulai sekarang saya akan coba selalu meng-update blog ini disela-sela kesibukan di kantor dengan pelajaran teori mengenai musik ataupun video permainan musik. 

Salam.